Oleh : Muhammad A. Samaaun
(pembina majelis ashabul muslimin)
“Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat
baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan
kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci (bidadari) dan mereka
kekal di dalamnya” (QS Al-Baqoroh :25)
Surga adalah hal
yang ghoib, artinya yang tahu seluk beluk tentangnya hanya Allah saja.
Surga tempatnya ada dialam akhirat (kehidupan sesudah mati), tepatnya
diatas langit ketujuh didekat sidratul muntaha, tempat nabi Muhammad
menerima wahyu sholat lima waktu pada saat isra’ mi’raj. Firman Allah
“(yaitu) di Sidratil Muntaha.Di dekatnya ada surga tempat tinggal” (An-Najm ayat 14-15)
Surga adalah balasan
/ tempat kembali setelah hari berbangkit bagi orang-orang beriman yang
beramal shalih dan patuh kepada perintah Allah dan rasul-Nya. Oleh
karena itu marilah kita berlomba-lomba menggapai surga dengan cara
memperbanyak amal shalih dengan keihlasan hati hanya mengharapkan
balasan yang terbaik dari Allah saja. Firman Allah :
“Sesungguhnya
mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan
yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn,
mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi
dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan
sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan
yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat
yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 30-31)
Allah telah
memberitahukan kepada kita melalui al-Qur’an dan dalam hadits
rasulullah tentang gambaran surga. Tentang wujud aslinya manusia tak ada
yang bisa membayangkan apalagi menggambarkannya dengan secanggih
apapun alatnya takkan pernah bisa menyamai keindahan surga yang asli.
Surga adalah tempat yang sangat amat indah. Didalamnya berisi keindahan
dan kesejahteraan dan tidak ada penderitaan sedikitpun. Di dalam surga
banyak istana-istana megah yang terbuat dari emas dan perak, catnya
dari minyak kesturi, lalu batu kerikil dan pasirnya terbuat dari intan
dan muriara, benar-benar keindahan yang tidak bisa dibayangkan. Didalam
surga tidak ada perkataan yang sia-sia. Didalam surga para penghuninya
tidak buang air, meludah dan terkena penyakit, tetap awet muda dan
tidak akan pernah mati.
Rasulullah bersabda “Batu
bata (di surga) dari emas dan perak, lumpur (untuk mengecat)
dindingnya terbuat dari minyak kesturi, kerikilnya terbuat dari mutiara
dan intan, tanahnya terbuat dari minyak ja’faron. Siapa yang masuk
kedalamnya, ia tidak akan sakit, ia kekal dan tidak akan mati, tidak
usang bajunya dan tidak pula hilang masa mudanya” (HR. Ahmad
no.2 hal 304, at-Tirmidzi no. 2526, dari sahabat Abu Hurairah dan
dishohihkan oleh al-Albani di shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2526)
Lalu didalam surga
juga banyak bidadari yang cantik jelita yang kecantikannya juga tidak
bisa dibayangkan dengan pikiran kita yang terbatas ini apalagi kalau
cuman dibandingkan dengan artis-artis di Tv yang sering diidolakan para
remaja tentu saja tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan
kecantikan bidadari surga. Maka sungguh hal yang ironis bila para
remaja yang suka mengidolakan artis-artis karena terkagum-kagum dengan
keelokan rupa artis itu sehingga lebih mereka cintai daripada Allah dan
Rasulnya padahal balasan bagi orang yang bertakwa jauh lebih baik
daripada apa yang ada di dunia. Sehingga kita temukan pula, banyak
remaja yang lebih berat nonton konser artis walaupun tiketnya mahalnya
minta ampun daripada beribadah sholat atau beramal sholih. Padahal
kecantikan atau ketampanannya tak ada secuilpun menyamai keelokan
penghuni surga.
Nanti diakhirat
orang-orang yang beriman akan mendapatkan istri-istri yang suci dan
cantik jelita (bidadari). Sebagai balasan dari Allah untuk orang-orang
beriman yang mengerjakan amal shalih dan sabar dalam penderitaan hidup
didunia dan lebih memilih kesenangan akhirat daripada kesenangan
dunia. Firman Allah Ta’ala :
"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)
Luasnya surga juga
tidak bisa dibayangkan karena setiap tingkatan surga luasnya antara
langit dan bumi. Jadi sebagai mukmin kita jangan khawatir tidak
kebagian tempat disurga karena memang surga diciptakan oleh Allah dengan
sangat luas.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran: 133 yang artinya: “Dan
bersegeralah kamu pada ampunan Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
Dan pintu surga itu
sangat lebar dari sisi satu kesisi lainnya berjarak antara Kota Mekah
dan Kota Hajar, sebagaimana disebutkan rasulullah saw :
Rasulullah bersabda: “Demi
Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya jarak
antara dua sisi pintu dari pintu-pintu surga seperti jarak antara kota
Mekkah dan Hajar (kota dekat Dammam dan Ahsa’) ” (HR. al-Bukhari no. 3340 dan Muslim mo. 194 dari sahabat Abu Hurairah)
Surga memiliki
seratus tingkatan yang jarak satu tingkat dengan tingkat lainnya sejauh
jarak antara langit dan bumi, Nabi bersabda: “Sesungguhnya surga
memiliki seratus tingkatan yang Allah sediakan bagi orang-orang yang
berjihad fi sabilillah, yang jarak antara tingkat satu dengan tingkatan
lainnya sejauh jarak antara langit dan bumi. ” (HR. al-Bukhari no. 2790 dari sahabat Abu Hurairah)
Tingkatan surga yang
paling tinggi adalah surga firdaus yang di atasnya terdapat ‘Arsy
ar-Rahman dan darinya terpancar sungai-sungai surga. Sebagaimana sabda
Nabi: “Maka apabila engkau memohon mohonlah surga firdaus karena
ia adalah surga yang (terletak) paling tengah dan yang paling tinggi,
di atasnya ‘arsy ar-Rahman dan darinya terpancar sungai-sungai surga. ” (HR. al-Bukhori no. 3257 dari sahabat Abu Hurairah)
B. GAMBARAN BIDADARI SURGA
Bidadari Surga
adalah makhluk surga yang diciptakan Allah dari tetesan air hujan dari
awan yang ada diatas Arsy dalam suatu riwayat hadits dijelaskan :
Bahwasanya
segumpal awan menurunkan hujan dari bawah ‘Arasy. Maka dari
tetesan-tetesan hujan para bidadari diciptakan, Kemudian masing-masing
ditempatkan dalam sebuah kemah ditepi sungai, luasnya 40 mil. Kemah itu
tidak berpintu sehingga ketika seorang wali Allah datang ke kemah itu,
ternyata kemah itu tidak punya satu pun pintu. Dengan demikian, mereka
dia tahu bahawa mata makhluk apapun yang melihat mereka, baik itu
malaikat maupun pelayan surga tidak sampai mempengaruhi mereka.
Bidadari-Bidadari itu memang perempuan yang dibatasi (maqshuuraat) yakni
dibatasi pandangan mata mereka dari segala makhluk, selain suami
mereka. (Al-Hadist).
Sesungguhnya
Allah Swt menciptakan wujud bidadari itu dari empat warna : putih,
hijau, kuning dan merah. Allah menciptakan tubuhnya dari za’faran,
misik, anbar, dan kafur. Rambutnya dari sutra. Mulai dari jari-jari
kakinya sampai kelututnya dari zafaran yang semerbak mewangi. Mulai dari
kedua lututnya sampai kedua payudaranya dari anbar. Mulai dari
lehernya sampai kekepalanya dari kafur. Jika salah satu dari mereka
meludah sekali dibumi, maka (maka semua sumur dan lautan dipermukaan
bumi ini) menjadi misik. Didadanya tertulis nama suaminya dan nama
Allah dari beberapa Asma’ul Husna. Setiap tangan mereka terdapat gambar
pada jari-jarinya terdapat sepuluh cincin dari jauhar dan mutiara (Al-Hadist).
Para bidadari surga
juga selalu khusyuk berdo’a untuk suaminya yang masih berada didunia
supaya Allah mempermudah urusannya dalam menjalankan perintah agama.
Dalam suatu hadits disebutkan :
Sesunggunya
para bidadari berdoa untuk para suami mereka saat para suami mereka
masih berada didunia. Mereka berkata : “ Ya Allah, tolonglah dia dalam
menjalankan agama; hadapkan dia dengan dengan hatinya untuk taat
kepada-Mu; dan sampaikan kami kepada kami, demi kemulian-Mu, Wahai Tuhan
Maha Penyayang diantara semua orang penyayang”. (Al-Hadist).
Keindahan wajahnya
sangat elok dan wanginya bidadari juga sangat wangi sehingga tidak bisa
dibayangkan dengan akal saja, bahkan jika seandainya bidadari turun
kedunia maka kecantikannya akan menyinari langit dan bumi bagaikan
matahari yang menyinari siang hari. Jilbabnya saja sungguh lebih baik
daripada seluruh dunia dan seisinya. Dalam suatu hadits disebutkan :
Seandainya
bidadari menampakkan wajahnya, niscaya kecantikannya akan menyinari
langit dan bumi. Seandainya wanita surga muncul kedunia, niscaya
keharumannya memenuhi seluruh penjuruh dunia (Al-Hadis)
Rasulullah bersabda yang artinya: “Kalau
seandainya wanita surga menengok ke bumi, niscaya antara langit dan
bumi bercahaya dan penuh dengan bau harum, dan jilbab bidadari lebih
baik dari dunia dan seisinya.” (HR. al-Bukhari no.2796 dari sahabat Anas bin Malik)
Mereka (bidadari)
adalah makhluk yang disucikan oleh Allah yang tidak pernah mengeluarkan
kotoran dan belum pernah disentuh oleh siapapun juga. Ibnu Mas’ud dan
Ibnu Abbas berkata: “(istri-istri surga) mereka tidak haid, tidak mengeluarkan hadats (kencing dan kotoran) dan tidak pula mengeluarkan ingus.
Mujahid berkata: “Mereka
tidak kencing dan tidak buang kotoran besar, tidak mengeluarkan madzi
dan mani, tidak meludah, tidak mengeluarkan ingus dan tidak pula
melahirkan.”
Dalam Al-Qur’an dijelaskan :
“katakanlah,
inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?” untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal
didalamnya. dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan.”(al-Imran:15)
Orang-orang yang
beriman di dalam surga bersenang-senang dengan istri-istri mereka
sampai lupa dengan lupa dengan penderitaan yang pernah mereka alami
didunia dan penderitaan para penghuni neraka, sehingga tidak ingat dan
tidak memperhatikan mereka.
Allah berfirman dalam surat Yasin : 55-56 yang artinya: “Sesungguhnya
penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan, mereka
berada di tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.”
Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas berkata: “(bersenang-senang dalam kesibukan) artinya mereka sibuk memecahkan keperawanan bidadari.”
Muqotil berkata: (bersenang-senang
dalam kesibukan) mereka sibuk memecahkan keperawanan bidadari sampai
lupa dengan penghuni neraka, sehingga mereka tidak ingat dan tidak
memperhatikan mereka.”
Dan penghuni surga diberi kekuatan 100 kali lipat kekuatan laki-laki didunia. Sebagaimana sabda Nabi yang artinya: “Orang-orang
yang beriman di surga diberi kekuatan demikian-demikian dalam
berjima’. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, apakah ia bisa
melakukan hal itu (jima’)? Beliau bersabda: Ia diberi kekuatan seratus
orang.”
(HR. at-Tirmidzi no. 2536 Syaikh al-Albani berkata: hadits hasan shahih dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi )
(HR. at-Tirmidzi no. 2536 Syaikh al-Albani berkata: hadits hasan shahih dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi )
Tentang keindahan
fisiknya tidak bisa dibayangkan lagi karena saking indahnya sampai
terlihat sumsum betis dari belakang dagingnya. Dalam satu riwayat
dijelaskan :
“Rombongan
yang pertama kali masuk surga dalam bentuk rembulan di malam purnama,
dan rombongan berikutnya seperti bintang yang paling terang cahayanya,
hati-hati mereka satu, tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak
ada saling membenci, masing-masing dari mereka mendapatkan dua orang
istri (bidadari), masing-masing dari kedua bidadari tersebut terlihat
sum-sum betisnya di belakang dagingnya karena terlalu indahnya, mereka
bertasbih kepada Allah pagi dan sore hari, mereka tidak sakit, tidak
beringus, tidak meludah, bejana-bejana mereka dari emas dan perak,
sisir-sisir mereka dari emas, kayu yang dibakar untuk wewangian adalah
kayu gaharu, dan keringat mereka adalah minyak kesturi” (HR Al-Bukhari no 3074 dan Muslim no 7330)
Para Salafus Shalih,
mereka sangat rindu kepada bidadari di surga dengan memperbanyak amal
shalih dan meninggalkan kesenangan dunia yang menipu dan sementara.
Sebagaimana al-Hasan al-Bashri berkata: “Wahai para pemuda, tidakkah kalian rindu dengan bidadari?”
Tentang gambaran bidadari surga dalam kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrah Imam Ibnul Qoyyim berkata :
"Jika anda bertanya
tentang mempelai wanita dan istri-istri penduduk surga, maka mereka
adalah gadis-gadis remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka
mengalir darah muda, pipi mereka halus dan segar bagaikan bunga dan
apel, dada mereka kencang dan bundar bagai delima, gigi mereka bagaikan
intan mutu manikam, keindahan dan kelembutan mereka selalu menjadi
kerubutan. Elok wajahnya bagaikan terangnya matahari, kilauan cahaya
terpancar dari gigi-giginya dikala tersenyum. Jika anda dapatkan
cintanya, maka katakan semau anda tentang dua cinta yang bertaut. Jika
anda mengajaknya berbincang (tentu anda begitu berbunga), bagaimana
pula rasanya jika pembicaraan itu antara dua kekasih (yang penuh rayu,
canda dan pujian). Keindahan wajahnya terlihat sepenuh pipi,
seakan-akan anda melihat ke cermin yang bersih mengkilat (maksudnya,
menggambarkan persamaan antara keindahan paras bidadari dengan cermin
yang bersih berkilau setelah dicuci dan dibersihkan, sehingga tampak
jelas keindahan dan kecantikan).
Bagian dalam betisnya
bisa terlihat dari luar, seakan tidak terhalangi oleh kulit, tulang
maupun perhiasannya. Andaikan ia tampil (muncul) di dunia, niscaya
seisi bumi dari barat hingga timur akan mencium wanginya, dan setiap
lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil, tasbih, dan takbir karena
terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua ufuk akan menjadi
indah berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi buta, sinar
mentari akan pudar sebagaimana matahari mengalahkan sinar bintang.
Pasti semua yang melihatnya di seluruh muka bumi akan beriman kepada
Allah Yang Maha hidup lagi Maha Qayyum (Tegak lagi Menegakkan).
Kerudung di kepalanya lebih baik daripada dunia seisinya. Hasratnya
terhadap suami melebihi semua keinginan dan cita-citanya. Tiada hari
berlalu melainkan akan semakin menambah keindahan dan kecantikan
dirinya. Tiada jarak yang ditempuh melainkan semakin menambah rasa
cinta dan hasratnya. Bidadari adalah gadis yang dibebaskan dari
kehamilan, melahirkan, haidh dan nifas, disucikan dari ingus, ludah,
air seni, dan air tinja, serta semua kotoran.
Masa remajanya tidak
akan sirna, keindahan pakaiannya tidak akan usang, kecantikannya tidak
akan memudar, hasrat dan nafsunya tidak akan melemah, pandangan
matanya hanya tertuju kepada suami, sekali-kali tidak menginginkan yang
lain. Begitu pula suami akan selalu tertuju padanya. Bidadarinya
adalah puncak dari angan-angan dan nafsunya. Jika ia melihat kepadanya,
maka bidadarinya akan membahagiakan dirinya. Jika ia minta kepadanya
pasti akan dituruti. Apabila ia tidak di tempat, maka ia akan
menjaganya. Suaminya senantiasa dalam dirinya, di manapun berada.
Suaminya adalah puncak dari angan-angan dan rasa damainya. Di samping
itu, bidadari ini tidak pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa
manusia maupun bangsa jin. Setiap kali suami memandangnya maka rasa
senang dan suka cita akan memenuhi rongga dadanya. Setiap kali ia ajak
bicara maka keindahan intan mutu manikam akan memenuhi pendengarannya.
Jika ia muncul maka seisi istana dan tiap kamar di dalamnya akan
dipenuhi cahaya.
Jika anda bertanya
tentang usianya, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan
sedang ranum-ranumnya. Jika anda bertanya tentang keelokan wajahnya,
maka apakah anda telah melihat eloknya matahari dan bulan?! Jika anda
bertanya tentang hitam matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang anda
saksikan, mata yang putih bersih dengan bulatan hitam bola mata yang
begitu pekat menawan. Jika anda bertanya tentang bentuk fisiknya, maka
apakah anda pernah melihat ranting pohon yang paling indah yang pernah
anda temukan? Jika anda bertanya tentang warna kulitnya, maka cerahnya
bagaikan batu rubi dan marjan. Jika anda bertanya tentang elok budinya,
maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik penuh kebajikan, yang
menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka merekapun
dianugerahi kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa
dan penghias mata. Jika anda bertanya tentang baiknya pergaulan dan
pelayanan mereka, maka tidak ada lagi kelezatan selainnya. Mereka
adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami karena kebaktian dan
pelayanannya yang paripurna, yang hidup seirama dengan suami penuh
pesona harmoni dan asmara . Apa yang anda katakan apabila seorang gadis
tertawa di depan suaminya maka sorga yang indah itu menjadi bersinar?
Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana lainnya, anda akan
mengatakan: "Ini matahari yang berpindah-pindah di antara garis
edarnya." Apabila ia bercanda, kejar mengejar dengan suami, duhai…
alangkah indahnya…!!”
Begitulah gambaran
tentang bidadari surga yang dapat kami tuliskan untuk aslinya tak dapat
dibayangkan dengan akal pikiran setajam apapun.
C. TINGKATAN-TINGKATAN SURGA
Surga juga mempunyai
tingkatan-tingkatan. Orang mukmin masuk surga sesuai tingkatan
amalnya. Yang amalnya lebih baik tentu saja mendapatkan surga yang
lebih tinggi begitu juga sebaliknya, yang lebih sedikit amalnya masuk
surga yang tingkatannya lebih rendah daripada yang lebih banyak
amalnya. Tingkatan surga yang paling tinggi bernama surga firdaus.
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa surga memiliki seratus tingkatan.
Setiap tingkat jaraknya antara langit dan bumi. Benar-benar sesuatu
ciptaan Allah yang maha luas. Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah
bersabda,
“surga
itu ada seratus tingkatan, dan setiap tingkatannya jaraknya antara
bumi dan langit. Tingkatan yang paling tinggi ialah surga Firdaus, dan
yang paling utama juga surga Firdaus. Daripadanyalah mengalir
sungai-sungai surga. Apabila kalian memohon kepada Allah, mohonlah
surga Firdaus."(HR. Tirmidzy)
Lalu dalam hadits
lain juga dijelaskan bahwa surga paling bawah saja kamar, rumah, pintu,
ranjang, perabotan, kunci-kunci pintunya terbuat dari perak, lalu
tingkatan kedua semuanya terbuat dari emas dan tingkatan yang ketiga
semuanya terbuat dari mutiara dan zamrud lalu tingkatan-tingkatan
lainnya yang jumlahnya 97 pasti lebih indah lagi daripada yang
sebelumnya.
“Diriwayatkan
oleh Ibnu Wahab, dari Abdurrahman bin Ziyad bin An'am, dari Utbah bin
Ubaid adh-Dhabyi, dari seorang perawi yang meriwayatkan hadits ini
kepadanya bahwa seseorang datang kepada Nabi saw dan bertanya, "Wahai
Rasulullah, ada berapa tingkatan di surga?" Beliau menjawab, "Seratus
tingkatan. Jarak masing-masing tingkat adalah setinggi bumi dan langit.
DI tingkat pertama, kamar, rumah, pintu, ranjang, dan kunci-kunci
pintunya terbuat dari perak. DI tingkat kedua, kamar rumah, pintu,
ranjang, dan kunci-kunci pintunya terbuat dari emas. Dan di tingkat
ketiga, kamar rumah, pintu, ranjang, dan kunci-kunci pintunya juga
terbuat dari permata, mutiara, dan zamrud. Sedangkan, sembilan puluh
tujuh tingkatan lainnya tidak ada yang mengetahuinya selain Allah."
Kita hidup di bumi
yang manusianya jumlahnya sudah lebih dari 7 miliar kita sudah
merasakan hiruk pikuk, sesak, kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk
yang semakin padat, suasana yang kacau balau dan sebagainya. Apalagi
jika semua makhluk yang Allah yang sudah mati dihidupkan kembali untuk
menghuni bumi ini tentu saja bumi ini sangat sesak tidak ada lagi ruang
gerak didalamnya. Berbeda dengan surga diakhirat nanti. Satu tingkatan
surga saja sudah cukup menampung seluruh makhluk yang sejak pertama
sampai terakhir diciptakan oleh Allah. Padahal surga ada 100 tingkatan.
Diriwayatkan
oleh Tirmidzi dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Nabi saw. bersabda,
"Sesungguhnya di dalam surga ada seratus tingkatan. Seandainya seluruh
makhluk alam berkumpul di salah satu tingkatannya saja, masih cukup
menampung mereka. " (HR. Tirmidzi, hadits ini gharib / jarang dikenal)
Ada lagi dalam suatu hadits disebutkan bahwa tingkatan surga sama dengan jumlah ayat dalam al-Qur’an .
Diriwayatkan
oleh Abu Hafash Umar bin Abdul Majid al-Qarsyi al-Mayanisyi dalam
kitabnya Al-Ikhtiyar Fi al-Malah Min al Akhbay Wa al-Atsar dari Ibnu
Abbas bahwa Nabi saw. bersabda, "Tingkatan-tingkatan surga itu
sesuai dengan ayat AI-Qur'an, dan setiap ayat satu tingkatan. Padahal
di dalam Al-Quran itu terdapat enam ribu dua ratus enam belas ayat.
Jarak antara masing-masing tingkatan adalah seperti kira-kira antara
langit dan bumi, dan berakhir pada puncak Iliyyin yang memiliki tujuh
puluh ribu tiang terbuat dari intan permata yang sanggup menerang:
jarak sejauh perjalanan selama tiga hari tiga malam."
Oleh karena itu
rasulullah menganjurkan supaya membaca al-Qur’an dengan khusyuk dan
hati-hati / pelan. Karena tempat kita (disurga) ada di ayat terakhir
yang kita baca. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abdullah bin Amr bahwa
Rasulullah bersabda, "Dikatakan kepada orang yang tekun membaca
Al-Qur'an, Bacalah dan naiklah dengan pelan-pelan, seperti kamu
membacanya sewaktu di dunia, karena sesungguhnya tempatmu ada pada ayat
terakhir yang kamu baca."
wallahu'alam bis showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar